KETEKUNAN ABU KASIM BELAJAR MEMBACA AL QURAN DENGAN AYAHNYA SEJAK AWAL SUDAH TERLIHAT, PELAJARAN MENGAJI YANG DIBERIKAN AYAHNYA WAKTU MALAM DIPELAJARI DAN DIHAFALNYA PADA WAKTU SENGGANG DI SIANG HARI UNTUK KEMUDIAN SIAP DIUJI OLEH AYAH SEKALIGUS GURUNYA DI MALAM HARI. SEBAGAI TANDA KERAJINAN DAN KETEKUNANNYA SEJAK KECIL, SALAH SATUNYA ADALAH TEMPAT ABU KASIM MENGHAFAL KAJI DI BAWAH POHON KAYU KUNDUR BESAR YANG TELAH DIABADIKAN SEKARANG DENGAN PEMBUATAN TUGU BANIR KAYU KUNDUR YANG TERBUAT DARI SEMEN OLEH PEMERINTAH DESA RANTAU BINUANG SAKTI DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN HULU.
MELIHAT
KEMAUAN DAN KEINGINAN ABU KASIM DALAM MENGAJI DAN MEMBACA ALQURAN SANGAT BESAR MAKA
MENGINJAK USIA REMAJA, AYAHNYA MENYERAHKAN ABU KASIM KEPADA TUAN BAQI
UNTUK BELAJAR ILMU TAJWID DAN TILAWAH AL QURAN SERTA LEBIH MENDALAMI LAGI ILMU
AL QURAN DAN TAFSIR DENGAN ULAMA BERNAMA HAJI MUHAMMAD SHOLEH, MENGINJAK
DEWASA, AYAHNYA ABDUL MANAF BIN MUHAMMAD YASIN MENINGGAL DUNIA (KUBURANNYA
ADA DI RANTAU BINUANG SAKTI), SEMENTARA ABU KASIM TINGGAL
DENGAN KAKAKNYA SERI BARAT DAN MUHAMMAD YUNUS.
BERDASARKAN
INFORMASI DAN CERITA ORANG ORANGTUA DAN MURIDNYA SERTA DARI MULUT KE MULUT ABU KASIM MENJALANI KEHIDUPAN SEBAGAIMANA
MASYARAKAT BIASA BERTANI BERIBADAH DAN
BERCERAMAH SESUAI DENGAN KEILMUANNYA BAIK SECARA PRIBADI MAUPUN BERJAMAAH DENGAN MASYARAKAT LAINNYA. ABU
KASIM JUGA KE DAERAH LAIN DIUNDANG BERCERAMAH SAMPAI KE RAMBAH, KOTO
INTAN DAN KAMPAR SERTA JAMBI DAN PALEMBANG.
SETELAH BERUSIA 44 TAHUN, TEPATNYA TAHUN 1274 HIJRIAH1859 MASEHI KARENA ABU KASIM MERASA MASIH KEKURANGAN DENGAN ILMU AGAMA YANG DIMILIKINYA DAN INGIN MEMPELAJARINYA LEBIH DALAM LAGI MAKA ABU KASIM MEMUTUSKAN MERANTAU UNTUK BELAJAR KE TAMBUSAI DAN BERGURU DENGAN MAULANA SYEKH ABDULLAH HALIM TAMBUSAI SERTA SYEKH MUHAMMAD SHALEH.
DI
TAMBUSAI ABU KASIMMEMPELAJARI DAN MENDALAMI BERBAGAI ILMU AGAMA SEPERTI TAUHID,
TAFSIR DAN FIQH ABU KASIM JUGA MEMPELAJARI “ILMU NAHWU SHARAF BALAGHAH,MANTHIQ DAN ‘ARUDH.
DIANTARA KITAB YANG MENJADI RUJUKANNYA ADALAH FATHUL QORIB, MINHAJ AL–THALIBIN.
SETELAH
BELAJAR DI TAMBUSAI SELAMA LEBIH KURANG 3 TAHUN, KARENA KETEKUNAN, KESERIUSAN
DAN KEPINTARAN SERTA PENGUASAAN TERHADAP ILMU YANG DIPELAJARINYA MAKA ABU KASIM DIBERI GELAR OLEH
GURUNYA “FAQIH MUHAMMAD” (ORANG YANG AHLI DALAM BIDANG ILMU FIQIH). NAMA
ABU KASIM PUN BERTAMBAH MENJADI "ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD" PADA USIA
47 TAHUN.
KEGIGIHAN
DAN KEULETAN ABU KASIM DALAM MENUNTUT ILMU SANGATLAH TINGGI, ABU KASIM MASIH MERASA
BELUM CUKUP DENGAN ILMU AGAMA YANG
DIMILIKI DI DALAM NEGERI, MAKA DARI TAMBUSAI, TEPATNYA TAHUN 1276 HIJRIYAH
ATAU 1861 MASEHI, ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD (BEGITU NAMANYA PADA WAKTU ITU),
ATAS BANTUAN AYAH ANGKATNYA, HAJI BAHAUDDIN MELANJUTKAN BELAJAR MEMPERDALAM
ILMU YANG TELAH ADA KE SEMENANJUNG MELAYU NEGERI SEMBILAN MALAYSIA DAN BERGURU KEPADA SYEKH MUHAMMAD YUSUF YANG
KEMUDIAN LEBIH DIKENAL DENGAN TUK ONGKU
SAMPAI TAHUN1279 HIJRIYAH ATAU 1862 MASEHI.
SETELAH
DI MALAYSIA MENDALAMI ILMU SELAMA DUA TAHUN SAMBIL BERUSAHA MEMENUHI KEHIDUPAN
SEHARI-HARI DENGAN BERTANI DAN BERKEBUN ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD MENDAPATKAN
KESEMPATAN MENUNAIKAN IBADAH HAJI KE MEKAH AL MUKARROMAH. NAMUN SELESAI
MENUNAIKAN IBADAH HAJI, ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD JUSTRU TIDAK PULANG KE TANAH
AIR,ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD MERASA KEILMUAN
BELUM SAMPAI KE PUNCAK, MAKA KESEMPATANNYA UNTUK MENIMBA ILMU AGAMA ISLAM DI TANAH
SUCI MEKKAH TERSEBUT. ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD BAHKAN SAMPAI ENAM TAHUN (1863 MASEHI SAMPAI 1868 MASEHI). TINGGAL DAN MENUNTUT
ILMU SERTA BELAJAR KEPADA ULAMA-ULAMA DI MEKAH, DI ANTARANYA ZAINI DAHLAN
(MUFTI MAZHAB SYAFI’I), SYEKH HASBULLAH, SYEKH MUHAMMAD YUNUS BIN ABDURRAHMAN
BATUBARA, SYEKH ZAINUDDIN RAWA DAN SYEKH RUKNUDIN RAWA. HASILNYA ABU KASIM
FAKIH MUHAMMAD MENDAPATKAN BANYAK IJAZAH (IZIN MENGAJAR) DALAM BERBAGAI BIDANG
ILMU KEISLAMAN DARI GURUNYA. HAL TERSEBUT TIDAK TERLEPAS DARI SIKAP DAN PRILAKU
ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD DALAM MENUNTUT ILMU
KARENA KESUNGGUHAN DAN KEPATUHAN SERTA PENGHORMATAN ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD
KEPADA GURUNYA.
HAL
INI TERBUKTI, SUATU KETIKA ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD PERNAH DIDOAKAN OLEH SALAH SEORANG GURUNYA DI
MAKKAH DI HADAPAN MURID LAINNYA, KARENA KESUNGGUHANNYA DALAM MEMBERSIHKAN
KOTORAN DI RUMAH GURUNYA SESUAI DENGAN YANG DIPERINTAHKAN DAN DIKEHENDAKI OLEH
GURUNYA. MAKA GURUNYA MEMEGANG TANGAN ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD
DAN MENDOAKAN "MUDAH-MUDAHAN TANGAN YANG TELAH MEMBERSIHKAN KOTORAN
INI AKAN DICIUM DAN DIHORMATI OLEH MASYARAKAT TERMASUK PARA RAJA”
Komentar
Posting Komentar