Langsung ke konten utama

NAPAK TILAS SYEKH ABDUL WAHAB ROKAN, Part 2

 


KETEKUNAN ABU KASIM BELAJAR MEMBACA AL QURAN DENGAN AYAHNYA SEJAK AWAL SUDAH TERLIHAT, PELAJARAN MENGAJI YANG DIBERIKAN AYAHNYA WAKTU MALAM DIPELAJARI DAN DIHAFALNYA PADA WAKTU SENGGANG DI SIANG HARI UNTUK KEMUDIAN SIAP DIUJI OLEH AYAH SEKALIGUS GURUNYA DI MALAM HARI. SEBAGAI TANDA KERAJINAN DAN KETEKUNANNYA SEJAK KECIL, SALAH SATUNYA ADALAH TEMPAT ABU KASIM MENGHAFAL KAJI DI BAWAH POHON KAYU KUNDUR BESAR  YANG TELAH DIABADIKAN SEKARANG DENGAN PEMBUATAN TUGU BANIR KAYU KUNDUR  YANG TERBUAT DARI SEMEN OLEH PEMERINTAH DESA RANTAU BINUANG SAKTI  DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN HULU.

MELIHAT KEMAUAN DAN KEINGINAN ABU KASIM DALAM MENGAJI DAN MEMBACA ALQURAN SANGAT BESAR MAKA MENGINJAK USIA REMAJA, AYAHNYA MENYERAHKAN ABU KASIM KEPADA TUAN BAQI UNTUK BELAJAR ILMU TAJWID DAN TILAWAH AL QURAN SERTA LEBIH MENDALAMI LAGI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR DENGAN ULAMA BERNAMA HAJI MUHAMMAD SHOLEH, MENGINJAK DEWASA, AYAHNYA ABDUL MANAF BIN MUHAMMAD YASIN MENINGGAL DUNIA (KUBURANNYA ADA DI RANTAU BINUANG SAKTI), SEMENTARA ABU KASIM TINGGAL DENGAN KAKAKNYA SERI BARAT DAN MUHAMMAD YUNUS.

BERDASARKAN INFORMASI DAN CERITA ORANG ORANGTUA DAN MURIDNYA SERTA DARI MULUT KE MULUT  ABU KASIM MENJALANI KEHIDUPAN SEBAGAIMANA MASYARAKAT BIASA BERTANI  BERIBADAH DAN BERCERAMAH SESUAI DENGAN KEILMUANNYA  BAIK SECARA PRIBADI  MAUPUN BERJAMAAH DENGAN MASYARAKAT LAINNYA. ABU KASIM JUGA KE DAERAH LAIN DIUNDANG BERCERAMAH SAMPAI KE RAMBAH, KOTO INTAN DAN KAMPAR SERTA JAMBI DAN PALEMBANG.

SETELAH BERUSIA 44 TAHUN, TEPATNYA TAHUN 1274 HIJRIAH1859 MASEHI KARENA ABU KASIM MERASA MASIH KEKURANGAN DENGAN ILMU AGAMA YANG DIMILIKINYA DAN INGIN MEMPELAJARINYA LEBIH DALAM LAGI  MAKA ABU KASIM MEMUTUSKAN MERANTAU UNTUK BELAJAR KE TAMBUSAI  DAN BERGURU DENGAN MAULANA SYEKH ABDULLAH HALIM TAMBUSAI  SERTA SYEKH MUHAMMAD SHALEH.

DI TAMBUSAI ABU KASIMMEMPELAJARI DAN MENDALAMI BERBAGAI ILMU AGAMA SEPERTI TAUHID, TAFSIR DAN FIQH ABU KASIM JUGA MEMPELAJARI “ILMU NAHWU SHARAF BALAGHAH,MANTHIQ DAN ‘ARUDH. DIANTARA KITAB YANG MENJADI RUJUKANNYA ADALAH FATHUL QORIB, MINHAJ AL–THALIBIN.

SETELAH BELAJAR DI TAMBUSAI SELAMA LEBIH KURANG 3 TAHUN, KARENA KETEKUNAN, KESERIUSAN DAN KEPINTARAN SERTA PENGUASAAN TERHADAP ILMU YANG DIPELAJARINYA  MAKA ABU KASIM DIBERI GELAR OLEH GURUNYA “FAQIH MUHAMMAD” (ORANG YANG AHLI DALAM BIDANG ILMU FIQIH). NAMA ABU KASIM PUN BERTAMBAH MENJADI "ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD" PADA USIA 47 TAHUN.

KEGIGIHAN DAN KEULETAN ABU KASIM DALAM MENUNTUT ILMU SANGATLAH TINGGI, ABU KASIM MASIH MERASA BELUM CUKUP DENGAN  ILMU AGAMA YANG DIMILIKI DI DALAM NEGERI, MAKA DARI TAMBUSAI, TEPATNYA  TAHUN 1276 HIJRIYAH ATAU 1861 MASEHI, ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD (BEGITU NAMANYA PADA WAKTU ITU), ATAS BANTUAN AYAH ANGKATNYA, HAJI BAHAUDDIN MELANJUTKAN BELAJAR MEMPERDALAM ILMU YANG TELAH ADA KE SEMENANJUNG MELAYU NEGERI SEMBILAN MALAYSIA  DAN BERGURU KEPADA SYEKH MUHAMMAD YUSUF YANG KEMUDIAN LEBIH DIKENAL DENGAN TUK ONGKU  SAMPAI TAHUN1279 HIJRIYAH ATAU 1862 MASEHI.

SETELAH DI MALAYSIA MENDALAMI ILMU SELAMA DUA TAHUN SAMBIL BERUSAHA MEMENUHI KEHIDUPAN SEHARI-HARI DENGAN BERTANI DAN BERKEBUN  ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD MENDAPATKAN KESEMPATAN MENUNAIKAN IBADAH HAJI KE MEKAH AL MUKARROMAH. NAMUN SELESAI MENUNAIKAN IBADAH HAJI, ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD JUSTRU TIDAK PULANG KE TANAH AIR,ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD MERASA KEILMUAN BELUM SAMPAI KE PUNCAK, MAKA KESEMPATANNYA UNTUK MENIMBA ILMU AGAMA ISLAM DI TANAH SUCI MEKKAH TERSEBUT. ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD BAHKAN SAMPAI ENAM TAHUN (1863 MASEHI SAMPAI 1868 MASEHI). TINGGAL DAN MENUNTUT ILMU SERTA BELAJAR KEPADA ULAMA-ULAMA DI MEKAH, DI ANTARANYA ZAINI DAHLAN (MUFTI MAZHAB SYAFI’I), SYEKH HASBULLAH, SYEKH MUHAMMAD YUNUS BIN ABDURRAHMAN BATUBARA, SYEKH ZAINUDDIN RAWA DAN SYEKH RUKNUDIN RAWA. HASILNYA ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD MENDAPATKAN BANYAK IJAZAH (IZIN MENGAJAR) DALAM BERBAGAI BIDANG ILMU KEISLAMAN DARI GURUNYA. HAL TERSEBUT TIDAK TERLEPAS DARI SIKAP DAN PRILAKU ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD DALAM MENUNTUT ILMU  KARENA KESUNGGUHAN DAN KEPATUHAN SERTA PENGHORMATAN ABU KASIM FAQIH MUHAMMAD KEPADA GURUNYA.

HAL INI TERBUKTI, SUATU KETIKA ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD  PERNAH DIDOAKAN OLEH SALAH SEORANG GURUNYA DI MAKKAH DI HADAPAN MURID LAINNYA, KARENA KESUNGGUHANNYA DALAM MEMBERSIHKAN KOTORAN DI RUMAH GURUNYA SESUAI DENGAN YANG DIPERINTAHKAN DAN DIKEHENDAKI OLEH GURUNYA. MAKA GURUNYA MEMEGANG TANGAN ABU KASIM FAKIH MUHAMMAD DAN MENDOAKAN "MUDAH-MUDAHAN TANGAN YANG TELAH MEMBERSIHKAN KOTORAN INI AKAN DICIUM DAN DIHORMATI OLEH MASYARAKAT TERMASUK PARA RAJA”

Komentar

© 2020 YUSMAR YUSRO

Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.